Jakarta (ANTARA) - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat mengabari salah satu pengacara presiden terpilih Donald Trump bahwa teleponnya telah disadap peretas China, menurut laporan CNN nan mengutip sejumlah sumber pada Kamis (7/11).
Pekan lalu, FBI memberi tahu sang pengacara, Todd Blanche, bahwa para peretas sukses menyadap rekaman bunyi dan pesan teks dari teleponnya, menurut para sumber.
Namun, kejadian itu tidak berakibat langsung pada Trump lantaran konten nan diretas sebagian besar merupakan hubungan sang pengacara dengan keluarganya. Blanche terpaksa kudu mengganti nomor teleponnya.
Blanche adalah pengacara Trump kedua nan menjadi sasaran peretas asing. Pada Agustus, CNN juga melaporkan bahwa Lindsey Halligan telah diretas oleh sebuah golongan Iran.
Baca juga: Hasil pilpres AS "tidak penting" buat Iran, kata Teheran
The New York Times, nan mengutip beragam sumber, sebelumnya melansir bahwa peretas China diduga mempunyai akses ke telepon para kandidat dari Partai Republik.
Pada akhir Oktober, FBI mengatakan sedang menyelidiki penyadapan terhadap prasarana telekomunikasi oleh sejumlah perseorangan nan diduga mempunyai hubungan dengan Beijing.
Menanggapi perihal itu, China mengatakan bahwa pihaknya secara tegas menentang dan memerangi serangan dan pencurian siber dalam corak apa pun.
Kementerian Luar Negeri China pernah menyebut AS “kerajaan peretas” dan “negara pemantau” terbesar di dunia.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Presiden Xi Jinping ucapkan selamat atas terpilihnya Donald Trump
Baca juga: Beijing: AS lakukan aktivitas mata-mata tapi malah tuduh negara lain
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024