RI targetkan kematian balita akibat pneumonia turun pada 2030

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta Layarkepri - Kementerian Kesehatan mengatakan, Indonesia mempunyai sasaran ambisius untuk menurunkan nomor kematian balita akibat pneumonia menjadi tiga per seribu kelahiran hidup serta menurunkan kejadian pneumonia berat pada balita sebesar 75 persen dibandingkan kejadian pada 2019.    

Dalam konvensi pers daring di Jakarta, Senin, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Yudhi Pramono menyebut bahwa pneumonia adalah penyakit jangkitan pada paru-paru nan tetap menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak di dunia.

"Pneumonia ini juga merupakan penyebab dari nyaris sepertiga alias sekitar 29 persen dari kematian balita dengan sekitar 2 juta anak kehilangan nyawa setiap tahun," kata Yudhi.

Baca juga: Anak dengan PJB perlu dapat imunisasi guna cegah jangkitan paru-paru
Baca juga: Imunisasi krusial pada anak PJB untuk cegah pneumonia 

Dia mengutip info 2019 dari UNICEF, nan menunjukkan bahwa diperkirakan ada da 2.200 anak meninggal dari pneumonia setiap harinya. Kemudian, katanya, info WHO 2021 menunjukkan bahwa penyakit tersebut mengakibatkan kurang lebih 740 ribu kematian balita. 

"Pada kurun waktu 2018-2022, untuk pembiayaan terhadap penyakit pernafasan meningkat secara signifikan dan condong naik setiap tahunnya. Dan pneumonia ini menduduki turutan pertama dari info BPJS Kesehatan tahun 2023. Pneumonia menelan biaya sekitar kurang lebih Rp8,7 triliun dan untuk TB sekitar Rp5,2 triliun," dia menambahkan.

Untuk penyakit paru obstruksi kronis, katanya, biayanya sekitar Rp1,8 triliun, serangan asma Rp1,4 triliun, dan kanker paru sekitar Rp766 miliar.

Oleh lantaran itu, katanya, pencegahan dan pengendalian pneumonia kudu diperhatikan, dan kerja sama lintas sektor perlu ditingkatkan.

"Mengingat untuk pengendalian aspek akibat pneumonia ialah meliputi pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, pemberian imunisasi," ujarnya.

Selain itu, asap rokok, polusi dalam maupun luar ruangan, kepadatan penduduk, serta mengenai rumah sehat nan mempunyai ventilasi dan pencahayaan nan cukup.

Dalam penanganan pneumonia secara efektif, WHO dan UNICEF mengadakan rencana tindakan dunia guna pencegahan, pelindungan, dan pengobatan. Selain itu, Indonesia juga turut berkomitmen untuk mencapai sasaran Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nan ketiga, khususnya mengakhiri kematian nan dapat dicegah pada bayi baru lahir dan anak balita hingga setidaknya 25 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2030 ini.

"Ini juga mencakup upaya untuk menurunkan anggap kematian balita akibat pneumonia," dia menambahkan.

Baca juga: Pneumonia disebabkan mandi malam hari hanya mitos
Baca juga: Pakar sarankan calon haji pakai masker demi cegah ISPA dan pneumonia
Baca juga: Masyarakat Jakarta bisa dapatkan vaksin pneumonia secara gratis

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024

Selengkapnya
Sumber ANTARA
ANTARA