Mengenal Istilah Doom Scrolling dan Bahayanya bagi Tubuh

Sedang Trending 6 jam yang lalu

Fimela.com, Jakarta Pernahkah Anda terpaku pada layar ponsel, terus-menerus menggeser layar tanpa henti? Terjebak membaca buletin jelek alias berita negatif dalam waktu lama  dan sering kali susah dihentikan. "Doom scrolling" istilahnya. Kebiasaan ini seolah mendorong kita untuk terus mencari info meskipun dampaknya bisa membikin pikiran semakin gelisah.

Lama-kelamaan, aktivitas ini bisa menjadi rutinitas nan terasa susah dihindari, terutama di tengah derasnya arus buletin nan datang tanpa henti. Setiap kali membaca hal-hal nan memicu kecemasan, muncul dorongan untuk membaca lebih banyak, meski tahu bahwa berita-berita tersebut mungkin bakal menambah beban mental. Tak jarang, kita pun jadi mengorbankan waktu rehat hanya demi terus menggulir layar.

Mengetahui pemisah diri saat berselancar di media sosial alias situs buletin memang bukan perihal mudah, apalagi di era info nan semakin cepat. Namun, kesadaran bakal dampaknya krusial agar kita bisa mengatur pola konsumsi info dengan lebih sehat. Mari mengenal lebih jauh apa itu doom scrolling, dampaknya bagi tubuh, dan gimana langkah mengatasinya.

1. Pengertian Doom Scrolling

Doom scrolling adalah istilah nan merujuk pada kebiasaan menggulir layar ponsel alias perangkat elektronik secara terus-menerus untuk membaca buletin alias info negatif. Biasanya, doom scrolling muncul akibat dorongan untuk mencari tahu lebih banyak tentang situasi nan menimbulkan kecemasan. Beberapa diantara seperti rumor global, kesehatan, alias krisis lainnya. Meskipun awalnya dilakukan untuk mendapatkan informasi, kebiasaan ini sering kali berhujung dengan kelelahan mental.

Pada dasarnya, doom scrolling dipicu oleh kebutuhan untuk tetap up-to-date dalam situasi nan tidak pasti. Rasa mau tahu nan berlebihan terhadap hal-hal jelek membikin kita susah untuk berakhir membaca. Hal ini tentu berlawanan dengan tujuan awal kita untuk menjaga kesehatan mental, lantaran buletin negatif nan dikonsumsi secara berlebihan justru bisa menimbulkan rasa resah nan berlebihan.

2. Dampaknya bagi Tubuh

Kebiasaan doom scrolling mempunyai akibat nyata, baik bagi kesehatan bentuk maupun mental. Ketika seseorang terus-menerus mengonsumsi buletin negatif, tubuh condong mengalami stres nan berkepanjangan. Hal ini bisa memicu respons stres berupa peningkatan hormon kortisol, nan jika dibiarkan dapat mengganggu kesehatan jantung, sistem pencernaan, dan apalagi imunitas.

Selain itu, doom scrolling bisa mengganggu pola tidur lantaran sering kali dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Paparan sinar biru dari layar ponsel juga menghalang produksi hormon melatonin, membikin tubuh kesulitan merasa rileks dan akhirnya memicu insomnia. Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat memengaruhi produktivitas dan suasana hati sepanjang hari.

3. Cara Mengatasi Doom Scrolling

Mengatasi kebiasaan doom scrolling memerlukan kesadaran diri dan perubahan pola konsumsi informasi. Salah satu langkah efektif adalah dengan membatasi waktu membaca buletin alias berselancar di media sosial. Tetapkan waktu tertentu untuk mengakses informasi, misalnya hanya di pagi alias sore hari, agar tidak terjebak menghabiskan waktu terlalu lama.

Selain itu, cobalah beranjak ke aktivitas nan lebih menenangkan, seperti membaca buku, meditasi, alias berjalan-jalan di luar ruangan. Mengurangi ketergantungan pada buletin alias media sosial juga bisa membantu mengembalikan konsentrasi pada hal-hal positif di sekitar kita. Dengan begitu, kita bisa mengurangi akibat negatif dari doom scrolling dan menjaga kesehatan mental secara lebih baik.

Meski susah dihindari, doom scrolling bukanlah kebiasaan nan baik bagi kesehatan kita. Mengenali pola ini dan mengambil langkah untuk membatasinya dapat memberikan faedah besar bagi kesehatan mental dan fisik. Mulailah dengan perubahan mini untuk menciptakan keseimbangan dalam konsumsi informasi, agar waktu dan daya terfokus pada hal-hal nan lebih bermanfaat. 

Follow Official WA Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anastasia Trifena
  • Ayu Puji Lestari
Selengkapnya
Sumber Lifestyle
Lifestyle