Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda memulai hari tanpa ambisi lantaran banyaknya pikiran nan menghantui tentang dirimu nan merasa belum sempurna. Perasaan tidak dihargai, sehingga tidak mempunyai kemauan untuk menjalani hidup dengan semangat dan tidak mempercayai self-acceptance. Perasaan seperti ini sebenarnya sangat wajar, terutama pada era modern ini.
Namun, emosi wajar nan seringkali disebutkan ini tidak berfaedah menuntut kita untuk menormalisasi menerima emosi negatif secara terus-menerus, kemudian menguasai diri kita dengan emosi negatif. Jika dibiarkan terus-menerus, emosi ini dapat menghalang kita untuk memanfaatkan banyak kesempatan baik di sekeliling kita. Self-acceptance atau penerimaan diri menjadi semakin penting.
Self acceptance bukan hanya tentang mencintai diri sendiri, tetapi juga tentang menghargai proses pertumbuhan dan perkembangan diri. Menerima diri sendiri bukan berfaedah menyerah pada angan alias berakhir berupaya menjadi lebih baik. Justru sebaliknya, self-acceptance akan membantumu untuk lebih konsentrasi pada hal-hal positif dalam hidup dan menemukan tujuan hidup nan sebenarnya.
Kesulitan Menerima Diri
Melansir dari positivepsychology.com, penerimaan diri adalah keadaan menerima diri sendiri sepenuhnya. Penerimaan diri nan sejati adalah menerima diri apa adanya, tanpa kualifikasi, syarat, alias pengecualian (Seltzer, 2008). Hal ini menekankan pentingnya menerima semua aspek diri. Tidak hanya dengan menerima hal-hal nan baik, berharga, alias positif dari diri, tapi juga kudu menerima bagian nan kurang diinginkan, nan negatif, dan jelek dari diri kita.
Pentingnya Penerimaan Diri
Pernahkah Anda merasa bahwa menerima diri sendiri itu sulit? Ternyata, penerimaan diri mempunyai akibat nan sangat besar pada kesehatan mental kita. Semakin kita bisa menerima diri kita apa adanya, semakin baik pula kesehatan mental kita. Ini lantaran ketika kita menerima diri sendiri, kita lebih bisa menghadapi tantangan hidup dan membangun hubungan nan lebih sehat dengan diri sendiri dan orang lain. Para mahir kesehatan mental sering kali menekankan pentingnya penerimaan diri dalam terapi, lantaran mereka memahami bahwa penerimaan diri adalah fondasi krusial untuk mencapai kesejahteraan emosional.
Memahami tujuan self-acceptance
Jika Anda pernah menjalani terapi, pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan konsep penerimaan diri. Terapis biasanya bakal membantumu untuk mengenal dirimu lebih dalam, baik sisi positif maupun negatifnya. Tujuannya adalah agar Anda bisa menerima semua aspek dirimu tanpa menghakimi. Dengan begitu, Anda bakal merasa lebih tenang dan bebas dari beban untuk menjadi sempurna.
Kesalahan dalam Self-Acceptance
Salah satu perihal krusial dalam proses penerimaan diri sendiri adalah pemahaman konsep self-acceptance. Self-acceptance bukan berfaedah membenarkan semua perilaku jelek nan pernah kita lakukan. nan mana, kita mengakui bahwa kita adalah manusia biasa nan tidak sempurna dan pernah melakukan kesalahan. Ini memang tentang menerima realita bahwa kita mempunyai segala kelebihan dan kekurangan.
Perlu diingat, mengampuni diri sendiri atas semua kesalahan nan pernah dilakukan bisa kita lakukan tanpa kudu membenarkannya. Self-acceptance adalah tentang melepaskan diri dari penilaian negatif terhadap diri sendiri dan meningkatkan konsentrasi pada pertumbuhan diri.
Sahabat Fimela, beragam langkah alias tips tentang self-acceptance sudah banyak mengelilingi kita. Namun, pada akhirnya, penerimaan diri adalah sebuah komitmen dan kemauan nan kuat dari dalam diri. Hanya dengan betul-betul memahami faedah nan bakal kita rasakan dengan sendirinya dari menerima diri, kita bisa menemukan titik untuk menemukan ambisi dan motivasi untuk mengupayakan beragam kesempatan kebahagiaan.
Penulis: Nadya Aufia
#Unlocking the Limitless
Follow Official WA Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.