Mengapa Tidur yang Cukup Penting, Efek Kurang Tidur pada Persepsi Usia

Sedang Trending 2 hari yang lalu

Fimela.com, Jakarta Tidur nan cukup merupakan komponen krusial dalam menjaga kesehatan bentuk dan mental seseorang. Kualitas tidur nan baik berkedudukan dalam proses pemulihan tubuh, konsolidasi memori, dan menjaga keseimbangan emosional. Kurang tidur, di sisi lain, dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan, termasuk gangguan mental, peningkatan akibat penyakit kronis seperti glukosuria jenis 2 dan penyakit jantung, serta memengaruhi persepsi subjektif mengenai usia seseorang.

Penelitian terbaru nan dipublikasikan dalam Proceedings of Royal Society B mengungkapkan bahwa kurang tidur dapat membikin seseorang merasa lebih tua dari usia sebenarnya, hingga empat tahun lebih tua. Temuan ini menyoroti pentingnya tidur nan berbobot dalam mempengaruhi gimana kita merasakan dan memproyeksikan usia kita. Penelitian nan dilakukan oleh Leonie Balter dari Karolinska Institute di Swedia menunjukkan bahwa persepsi usia lebih dari sekadar nomor di kalender.

Dalam survei nan melibatkan 429 perseorangan berumur antara 18 hingga 70 tahun, ditemukan bahwa mereka nan tidur cukup merasa lebih muda, apalagi hingga lima tahun lebih muda dari usia sebenarnya. Sebaliknya, setiap hari tambahan dengan tidur nan jelek dapat menambah nyaris tiga bulan pada persepsi usia mereka, simak penjelasan lengkapnya seperti nan dilansir Fimela.com dari beragam sumber Selasa (19/11).

Orang dewasa pada umumnya memerlukan waktu tidur 7-8 jam pada malam harı untuk mendapatkan kondisi tubuh nan fit. Namun, tak sedikit orang mengalami gangguan susah tidur di malam harı.

Penelitian Studi Tidur

Penelitian mengenai kualitas tidur nan melibatkan 186 peserta berumur 18 hingga 46 tahun menunjukkan bahwa lama tidur memengaruhi persepsi usia mereka. Peserta nan tidur hanya empat jam per malam selama dua hari melaporkan merasa empat tahun lebih tua dibandingkan usia sebenarnya, sedangkan mereka nan tidur sembilan jam per malam selama dua hari merasa nyaris tiga bulan lebih muda. Temuan ini menyoroti akibat signifikan dari pola tidur jangka pendek terhadap persepsi usia.

Menurut peneliti Balter, tidur mempunyai pengaruh besar pada gimana seseorang merasakan usia mereka, apalagi dalam jangka waktu nan singkat. Tidur nan cukup krusial untuk kesehatan bentuk dan mental, meningkatkan suasana hati, konsentrasi, dan penampilan fisik. Sebaliknya, kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan dan stres. Kesimpulannya, tidur berbobot tidak hanya krusial untuk kesehatan secara keseluruhan tetapi juga membantu kita merasa lebih muda dan energik.

Orang nan Suka Tidur Malam Sering Merasa Lebih Tua

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang nan terbiasa tidur larut malam sering merasa lebih tua daripada usia mereka nan sebenarnya, meskipun mereka mendapatkan cukup waktu istirahat. Hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi subjektif tentang usia, nan dapat bervariasi antara individu. Sementara itu, mereka nan memilih untuk bangun pagi lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari kurangnya tidur.

Menurut peneliti seperti Balter, memahami persepsi subjektif ini dapat membantu perseorangan merasa lebih muda, nan pada gilirannya dapat mendorong mereka untuk lebih terbuka terhadap pengalaman baru dan lebih aktif dalam aktivitas sosial dan fisik. Selain itu, mempunyai pola tidur nan sehat tidak hanya krusial untuk kesehatan bentuk tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental.

Tidur nan cukup dapat meningkatkan suasana hati dan energi, serta memotivasi seseorang untuk berperan-serta dalam aktivitas sosial. Kesadaran bakal hubungan antara kebiasaan tidur dan persepsi usia dapat mendorong kita untuk lebih menghargai pentingnya tidur berkualitas. Dengan menjaga pola tidur nan baik, kita tidak hanya dapat merasa lebih muda, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Follow Official WA Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Mochamad Rizal Ahba Ohorella

    Author

    Mochamad Rizal Ahba Ohorella
Selengkapnya
Sumber Lifestyle
Lifestyle