Jakarta Layarkepri - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menekankan kepada seluruh unsur di pendidikan tinggi bahwa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sifatnya tidak wajib bagi seluruh mahasiswa alias kampus.
"Keleluasaan diberikan kepada perguruan tinggi, mahasiswa, dan dosen, untuk meramu pendidikannya masing-masing. Tetapi jika memang ramuannya itu tidak bisa dipenuhi dengan kampus merdeka, ya nggak usah," kata Menteri Satryo kepada ANTARA di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta, Jumat.
Satryo menegaskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka mempunyai buahpikiran nan sangat baik, ialah memberi kesempatan pada mahasiswa alias perguruan tinggi untuk memberi keleluasaan di dalam belajar, menimba ilmu, dan memperkaya pengetahuan.
Namun sesuai dengan namanya nan "merdeka", maka implementasinya juga kudu merdeka dan tanpa paksaan.
"Merdeka artinya apa? freedom, kebebasan. Merdeka untuk apa? Untuk memilih, apalagi juga merdeka untuk nggak milih. Jadi, nggak milih juga boleh," ujarnya.
Baca juga: Membina generasi masa depan melalui transformasi digital pendidikan
Satryo menyadari perihal ini tidak bisa dipaksakan ke seluruh perguruan tinggi di Indonesia, karena terdapat sejumlah kampus di Indonesia nan tidak mampu, dan tidak mempunyai kecocokan dengan bagian nan ditawarkan.
Oleh karena itu, dia mengumumkan kepada para pemimpin di perguruan tinggi untuk melaksanakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka jika mempunyai kecocokan dan nilai tambah bagi program studi nan dimiliki.
Di samping itu, dia juga membujuk kepada para pengajar untuk membimbing para mahasiswanya dalam memilih beragam opsi nan ditawarkan dalam program ini. Sebab, dia menilai terdapat mahasiswa nan merasa tidak cocok lantaran salah dalam memilih, akibat kurangnya pengarahan dan pengawasan para dosen.
"Saya sampaikan kepada teman-teman di kampus, kan merdeka sifatnya. Pilihlah! Itu pilihan anda, jadi pilih nan terbaik. Kalau terbaik nan nggak usah milih di luar kampus, nggak apa-apa juga, kan nan krusial kampusnya berhasil," ucap Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Baca juga: Kemendikbud pastikan ekspansi akses pendidikan di 10 tahun terakhir
Baca juga: 18 mahasiswa ikuti program Kampus Mengajar di Kediri
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024