4 Peneliti Perempuan Indonesia Raih Penghargaan, Risetnya Berfokus pada Stunting hingga Mitigasi Gempa

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Fimela.com, Jakarta Perkembangan pengetahuan pengetahuan dalam beragam penelitian sangat berjuntai pada keahlian para peneliti. Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menyebut karya penelitian nan dihasilkan wanita tidak hanya berorientasi pada kemajuan pengetahuan pengetahun melainkan juga menjawab tantangan dalam agenda pembangunan nasional.

Meski demikian, komposisi wanita dalam jejeran peneliti belum sepenuhnya inklusif. Hal ini disampaikan Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO nan menyebut peneliti perempuan tetap menemui banyak tantangan dalam bumi penelitian.

“Masih terdapat tantangan nan dihadapi oleh wanita di ranah penelitian dan pengembangan pengetahuan pengetahuan, seperti akses terhadap akomodasi penelitian dan pendanaan, serta stigma dan halangan sosial, terutama dalam menjalankan peran ganda, baik sebagai intelektual maupun sebagai ibu, istri, dan personil keluarga," ungkap Itje Chodidjah dalam L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2024 Award Ceremony pada Senin (11/10/2024).

Mengingat pentingnya peran perempuan dalam penelitian, L'Oreal berbareng UNESCO berupaya mendorong keterlibatan wanita dalam bumi riset nan inklusif dan berkelanjutan. Oleh lantaran itu, L'Oreal berbareng Komisi Nasional untuk UNESCO kembali menggelar program L'Oreal-UNESCO Women in Science 2024.

Dorong inklusivitas di bumi riset

Program ini sudah berjalan lebih dari 21 tahun di Indonesia. Sederet akses training dan kesempatan berjejaring bagi peneliti wanita dihadirkan melalui program ini guna mendukung pengembangan pengetahuan pengetahuan.

Tahun ini, program L'Oreal-UNESCO Women in Science melibatkan 31 universitas dan beragam lembaga riset di Indonesia. Setelah melewati proses penjurian, terpilih empat peneliti wanita nan dinilai mempunyai riset inovatif dan mempunyai prospek besar untuk diwujudkan dalam pembangunan nasional.

“Sebagai juri dalam L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024, kami menyaksikan gimana wanita peneliti Indonesia menghadirkan penelitian-penelitian nan tidak hanya mempunyai kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa. Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian nan berakibat positif menunjukkan bahwa wanita mempunyai peran krusial dalam kemajuan pengetahuan pengetahuan Indonesia dan dunia," ungkap Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024.

Proposal riset dari peneliti perempuan

Empat peneliti wanita terpilih sebagai finalis L'Oreal-UNESCO For Women in Science menghadirkan riset nan mempunyai solusi konkret dan inovatif nan berpotensi mendukung ketahanan pangan, daya berkelanjutan, hingga mitigasi gempa di Indonesia. Siapa saja mereka?

  • Della Rahmawati, Ph.D., Dosen dari Universitas Swiss German menelitiketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu mengandung dan anak, melalui penemuan taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai nan kaya unsur besi. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan gizi ibu dan anak di Indonesia.
  • Rachma Wikandari, Ph.D., Dosen dari Universitas Gadjah Mada, mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus), sebagai solusi nabati nan lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.
  • Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., Dosen dari Institut Teknologi Bandung,menawarkan penemuan dengan kepintaran buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan gedung perkotaan terhadap gempa, membantu pemerintah merancang gedung tahan musibah dan mengurangi akibat korban jiwa.
  • Deliana Dahnum, Ph.D., Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, dan memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia.

Akses training dan jaringan

Platform pembelajaran dan jaringan di, L'Oreal-UNESCO For Women in Science melibatkan lebih dari 2.400 peneliti wanita di seluruh dunia. Dalam kerjasama dengan Coursera, platform ini menawarkan serangkaian sesi training daring untuk meningkatkan keahlian pribadi dan ahli para alumni, seperti berbincang di depan umum, training media, manajemen, dan kepemimpinan.

“Pelatihan-pelatihan ini memperkuat intelektual wanita dan meningkatkan visibilitas pencapaian mereka di panggung global,” ujar Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia.

Lebih lanjut Fereshteh menekankan menutup kesenjangan kelamin dalam pengetahuan pengetahuan memerlukan tindakan sistematis nan dapat mematahkan stereotip gender, membuka jalur pendidikan bagi anak perempuan, dan menciptakan lingkungan kerja nan inklusif nan menarik, mempertahankan, dan memajukan intelektual perempuan, upaya nan diperlukan di semua tingkatan, mulai dari orang tua dan guru.

Kedepannya, sebagai organisasi wanita peneliti terbesar di dunia, L'Oréal-UNESCO For Women in Science bakal terus berkomitmen dalam mendukung kemajuanilmu pengetahuan nan berakibat nyata bagi masyarakat.

Follow Official WA Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Selengkapnya
Sumber Lifestyle
Lifestyle